Kisah Perjalanan Alat Musik Sasando dalam Budaya NTT
Alat musik sasando merupakan salah satu warisan budaya yang sangat berharga dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Kisah perjalanan alat musik yang unik ini telah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat NTT selama berabad-abad.
Sasando sendiri adalah alat musik tradisional yang berasal dari pulau Rote, NTT. Alat musik ini terbuat dari anyaman daun lontar dan memiliki bentuk seperti cakram dengan senar yang tertaut di bagian tengahnya. Sasando dimainkan dengan cara dipetik dan menghasilkan suara yang sangat indah dan menenangkan.
Menurut Bapak Fransiskus W. L. Tukan, seorang pakar musik tradisional NTT, sasando memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat NTT. Beliau menyatakan, “Sasando bukan hanya sekadar alat musik, tetapi juga simbol dari kekayaan budaya dan nilai-nilai luhur masyarakat NTT.”
Kisah perjalanan sasando dalam budaya NTT tidak lepas dari peran para pemain sasando yang disebut dengan sebutan “atambua”. Mereka adalah para ahli dalam memainkan sasando dan menjadi penghubung antara alat musik ini dengan masyarakat NTT.
Menurut Ibu Maria H. P. Dethan, seorang peneliti budaya NTT, sasando juga memiliki makna spiritual yang dalam bagi masyarakat NTT. Beliau menyatakan, “Sasando sering digunakan dalam upacara adat dan ritual keagamaan sebagai sarana komunikasi dengan leluhur dan roh-roh nenek moyang.”
Kisah perjalanan alat musik sasando dalam budaya NTT juga terus berkembang seiring dengan upaya pelestarian budaya lokal. Banyak komunitas seni dan budaya di NTT yang aktif mempromosikan dan memperkenalkan sasando kepada masyarakat luas, baik di dalam maupun di luar NTT.
Dengan demikian, sasando tidak hanya menjadi simbol dari kekayaan budaya NTT, tetapi juga menjadi bagian penting dalam memperkuat identitas dan keberagaman budaya di Indonesia. Kisah perjalanan alat musik sasando dalam budaya NTT terus menjadi inspirasi dan motivasi bagi generasi muda untuk melestarikan warisan budaya nenek moyang.