Keajaiban Alat Musik Sasando: Sejarah dan Kecantikannya


Alat musik tradisional Indonesia memiliki keajaiban tersendiri, salah satunya adalah Sasando. Sasando adalah salah satu alat musik khas dari Nusa Tenggara Timur yang memiliki sejarah panjang dan kecantikan yang memukau.

Sejarah dari alat musik Sasando ini sangatlah menarik. Menurut sejarahnya, Sasando pertama kali dibuat oleh seorang pemuda dari Rote yang bernama Fransisco Manek pada abad ke-20. Fransisco Manek terinspirasi oleh suara alam sekitarnya ketika ia sedang berada di hutan. Dengan kecerdasannya, ia berhasil menciptakan alat musik yang kini dikenal sebagai Sasando.

Keajaiban dari alat musik Sasando ini terletak pada bentuk dan suaranya yang unik. Sasando terbuat dari bambu yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk bulat seperti cawan. Di tengah-tengah bulatan bambu tersebut terdapat senar yang terbuat dari tali nilon. Saat dimainkan, Sasando menghasilkan suara yang lembut dan merdu, membuat pendengarnya terpesona.

Menurut pakar musik tradisional Indonesia, Dr. Rahayu Supanggah, Sasando memiliki keunikan tersendiri yang tidak dimiliki oleh alat musik tradisional lainnya. “Sasando memiliki keindahan yang luar biasa, baik dari segi bentuk maupun suara yang dihasilkannya. Ini membuatnya menjadi salah satu alat musik yang patut kita banggakan sebagai warisan budaya Indonesia,” ujar Dr. Rahayu.

Kecantikan dari alat musik Sasando juga diakui oleh masyarakat luas, baik di dalam maupun di luar negeri. Banyak musisi internasional yang tertarik untuk belajar memainkan Sasando karena keunikan dan keindahannya. Hal ini membuktikan bahwa Sasando bukan hanya sebuah alat musik biasa, melainkan sebuah mahakarya seni yang patut dijaga dan dilestarikan.

Dengan sejarah yang panjang dan kecantikan yang memukau, tidak mengherankan jika Sasando menjadi salah satu kebanggaan bangsa Indonesia. Mari kita lestarikan budaya kita dengan menjaga dan mengapresiasi keajaiban dari alat musik Sasando ini. Sebagaimana pepatah mengatakan, “Jangan biarkan keindahan ini punah, jadikanlah Sasando tetap hidup dan berkembang.”