Fenomena pergeseran musik Betawi dan upaya pelestariannya di tengah arus globalisasi menjadi topik yang menarik untuk dibahas. Musik Betawi yang kaya akan nilai budaya dan tradisi, kini menghadapi tantangan dalam menjaga keasliannya di tengah pengaruh globalisasi yang semakin menjalar.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dr. Yuli Asih Widyaningrum dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, fenomena pergeseran musik Betawi terjadi akibat adanya arus modernisasi dan globalisasi yang membawa masuk berbagai aliran musik dari luar. Hal ini membuat musik Betawi tergeser dan terpinggirkan.
Namun demikian, masih ada upaya-upaya yang dilakukan untuk melestarikan musik Betawi. Salah satunya adalah melalui kegiatan festival musik Betawi yang rutin diselenggarakan setiap tahun. Acara ini tidak hanya menjadi ajang untuk memperkenalkan musik Betawi kepada masyarakat luas, tetapi juga sebagai wadah untuk mempertahankan keberadaan musik tradisional tersebut.
Menurut Ahmad Dhani, seorang musisi dan peneliti musik Betawi, “Pelestarian musik Betawi bukanlah hal yang mudah, namun dengan adanya kesadaran dari masyarakat dan dukungan pemerintah, kita masih bisa menjaga keaslian dan keberlanjutan musik ini di tengah arus globalisasi yang semakin deras.”
Selain itu, kolaborasi antara musisi Betawi dengan musisi dari luar juga dianggap sebagai salah satu cara untuk memperkaya musik Betawi tanpa kehilangan nilai-nilai tradisionalnya. Dengan adanya kolaborasi tersebut, diharapkan musik Betawi dapat tetap relevan dan diminati oleh generasi muda.
Dengan demikian, fenomena pergeseran musik Betawi dan upaya pelestariannya di tengah arus globalisasi merupakan sebuah tantangan yang harus dihadapi dengan bijaksana. Kita perlu bersama-sama menjaga dan melestarikan warisan budaya ini agar tidak punah di tengah arus modernisasi yang terus berjalan. Semoga musik Betawi tetap berkembang dan tetap menjadi bagian dari identitas budaya bangsa.